Minggu, 12 Oktober 2008

Pembangunan Ekonomi Dan pembangunan Daerah

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN DAERAH


A. latar Belakang.

Pada awalnya pembangunan ekonomi hanya berbicara masalah pertumbuhan dan peningkatan pendapatan suatu bangsa atau negara, dengan bermuara pada peningkatan kesejahteraan. Kemudian pembicaraan masalah pembangunan ekonomi kearah penanggulangan kemiskinan masyarakat. Artinya bahwa pembicaraan pembangunan ekonomi identik dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Kemiskinan masyarakat yang mayoritas terdapat di negara-negara seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Pembangunan ekonomi yang diarahkan kepada penangulangan kemiskianan sebenarnya kurang begitu tepat. Kemiskinan suatu bangsa atau suatu negara mempunyai latar belakang yang berbada, dengan demikian perlu adanya pemilahan dan pendefinisian tentang “miskin”. Kejelasan konsep kemiskinan akan memudahkan dalam menanggulamngi dan cara pengentasannya. Sebagai contoh ada sebagian orang memilih hidup miskin-biasanya kesederhanaan bukannya kemiskinan yang suka rela. Ada juga suatu paham atau ajaran agama “menganjurkan hidup sederhana” bagi masyarakat yang taat dan tidak mendalami makna kata sederhana, mereka akan memilih hidup miskin, karena harta yang ada sekarang ini pada akhir hayat nanti akan dipertanggung-jawabkan kepada ya Maha Kuasa (Allah). Dan ada juga yang mengatakan bahwa hidup ini akan bahagia jika telah terpenuhi keperluan hidup secara “normal”. Hidup yang normal itu adalah; terpenuhi kenikmatan hidup seperti, gizi makanan, pendidikan dasar, terpenuhi keperluan-keperluan dasar manusia (papan, pakaian dan makanan)
Telaah pembangunan ekonomi ini tentu tidak sesederhana apa yang diungkapkan di atas. Tentu telaah pembangunan mencakup segala aspek kehidupan manusia (multidemisional) ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam kajian atau telaah pembangunan ekonomi yaitu;

Mengapa perlu mempelajari pembangunan ekonomi? Pertama, berhubungan dengan masalah Moral dan Etika. Diyakini bahwa mempelajari pembangunan ekonomi bertolak dari rasa ingin mendistribusi pendapatan di dunia secara adil. Dan para ahli ekonomi berpikir bahwa adil mempelajari subyek tersebut secara definsif, untuk mempelajari lebih banyak tentang pembelaan terhadap kedudukan di mana para ahli itu ditentang.
Masalah keadilan sering muncul dari kesadaran bahwa keadaan lingkungan kelahiranlah (lokal) yang menentukan nasib seseorang, atau di mana rantau di tuju akan memberikan rasa keadilan dalam berusaha dan mengembangkan diri. Ilmu ekonomi sebagai pengetahuan sosial tak dapat memerplihatkan apa yang adil dan apa yang tidak adil, tanpa menimbulkan salah paham. Namun ilmu ekonomi dapat menunjukkan alternatif, menilai ongkos (biaya) atas setiap tindakan yang dilakukan. Ilmu ekonomi juga memberikan dasar sistematis untuk perbandingan di antara sistem ekonomi dan alternatif kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan. Alfred Marshall, pakar ekonomi menulis tentang analisis mikroekonomi (tentang sistem ekonomi dan alternatif kebijakan) pada abad sembilan belas “… kini pada akhirnya kita dapat bertanya dengan serius apakah seharusnya ada apa yang disebut “rendah”, yaitu apakah perlu ada sejumlah besar orang yang ditekdirkan dari kelahiran mereka untuk bekerja keras memberikan pada yang lainnya beberapa keperluan hidup yang sopan dan berbudaya, sementara mereka sendiri tenggelam dalam kemiskinan mereka dan bekerja keras untuk memperoleh bagiannya atau haknya di dalam kehidupan itu…”. (1948; 3).
Kedua Kepentingan Negara. Pengertian pembangunan ekonomi merupakan kepentingan beberapa negara kaya.Hubungan internasional, kepentingan geopolitik, keamanan nasional, kekuatan militer, masalah strategis – semuanya ternya krusial bagi pembangunan ekonomi tiga perempat rakyat dunia ini. Kemakmuran beberapa negara tergantung pada perkembangan di negara-negara miskin. Dalam jangka pendek terhentinya ekspor minyak atau meneral strategis yang terpusat di beberapa negara berkembang tentu saja dapat menyebabkan dislokasi ekonomi yang berat di negara-negara pengimport yang kaya atau yang miskin. Dalam jangka panjang pertumbuhan eksport negara-negara kaya dan miskin sama-sama membutuhkan pengembangan kapasitas ekspor yang lanjut di dunia yang terbelakang.
Ketiga Kepentingan Swasta. Pada tahap yang lebih rendah dari tingkat bangsa negara, kepentingan diri menggerakkan pelajaran pembangunan ekonomi. Beberapa orang yang mengerti keadaan ekonomi, keuangan dan kebudayaan dari beberapa negara miskin akan menjalankan berbagai kegiatan yang menghasilkan keuntungan dengan lebih efektif di negara-negara itu. Kariri dari ahli seperti itu akan menguntungkan, baik perusahaan bersangkutan milik negara atau milik asing, swasta atau yang disponsori negara.
Keempat Masalah lingkungan. Kecaman mengenai kestabilan ekosisten global – biofir bumi telah tumbuh karena meledaknya penduduk dunia, intensifikasi sumber daya, penyebaran industrialisasi dan pembatasan fisik terhadap lingkungan telah menjadi lebih nya. Ketergantungan manusia pada lingkungan di setiap negara telah menjadikan bahasan kondisi-kondisi ekonomi krusial untuk mencari perbaikan nasib mereka, produk antara perbaikan itu mungkin mempunyai pengaruh yang jauh lebih luas daripada disebuah negara atau daerah saja.


Kelima Rasa Ingin tahu intelektual. Akhirnya motif intelektual untuk belajar untuk memahami tingkah laku manusia di berbagai tempat budaya dan bangsa. Untuk beberapa orang dengan kecenderungan ilmiah, yang tidak berkepentingan misalnya terhadap etika pembangunan dunia, maka pembangunan ekonomi itu merupakan teka-teki intelektual yang rumit sama dengan setiap teka-teki di dunia ini. Bahakan pendapat persial terhadap jawaban teka-teki itu telah membawa pada penciptaan-penciptaan mereka tentang kepuasan intelektual yang berkualitas tinggi.

B. Prinsip-prinsisp Ekonomi Pembangunan.

Gerald Meier dari Stanford menyatakan bahwa para ahli ekonomi pembangunan harus beroperasi “jauh dari premis-premis ekonomi non klasik yang disederhanakan “. Ia merumuskan pernyataan bahwa pembangunan ekonomi bukanlah sebuah disiplin ilmu yang”bertautan atau koheren” atau “diisi sendiri”. Bahkan lebih kritis ia menyatakan bahwa para student atau mahasiswa pembangunan ekonomi adalah “ pelindung yang diingkari bagi sekumpulan prinsip umum”. Pernyataan ini menambah kecemasan dari mereka yang segan pada saat yang sama bahwa ia memperkuat sikap sebagian ahli ekonomi bahwa ekonomi pembangunan sedikit banyak aaadari sekededar sekumpulan generalisasi ad hoc (untuk tujuan ini) yang heterogen, praktis impresionistis, rasionalisasi ideologi yang tidak siustematis dan pendekatan yang tidak ilmiah terhadap beberapa masalah kemiskinan dunia ketiga (masaal).
Pembangunan ekonomi seperti tingkah laku ekonomi pada umumnya tentu saja tidaklah sesederhana maupun swasembada. Tetapi pembangunan ekonomi itu agak akuramng teratur sebagaimana yang terdapat pada disipilin ilmu ekonomi atau ilmu lainya. Jika pembangunan tidak mengikuti “premis-premis ekonomi neo klasik yang disederhanakan” memang kenyataan tidak, diketahui benar bahwa begitu juga tingkah laku ekonomi di negara-negara industri yang makmur. Oleh karena itu adalah menyesatkan simetri implisit di antara ekonomi pembangunan yang terpencar-pencar dan tidak disiplin itu dengan cabang ekonomi lain yang teratur dan rapi.


C. Pertumbuhan dan Pembangunan (Perbedaan pandangan dua konsep dilihat dari sudut teori-teori Pertumbuhan ekonomi)

“Pertumbuhan dan pembangunan”, kedua kata ini sering digunakan secara sinonim di dalam risalah ekonomi. Walaupun penggunaan ini hampir diterima, namun dapat membingungkan. Kedua istilah ini dapat mempunyai makna berbeda, implisit dalam penggunaan umum dan eksplisit dalam apa yang mengikutinya. Secara khusus pertumbuhan ekonomi berarti lebih banyak output. Pembangunan ekonomi menyatakan tidak hanya lebih banyak output tetapi juga lebih banyak macam output dari pada yang diproduksi sebelumnya. Di samping perobahan pengaturan teknis dan kelembagaan di mana keluaran tadi diproduksi dan distribusikan. Pertumbuhan ekonomi dapat melibatkan berbagai masukkan yang lebih besar menajdi keluaran yang lebih besar. Hal itu dapat dijadikan menghasilkan efisiensi yang lebih besar. Pembangunan ekonomi lebih dari sampai mencakup perobahan komposisi keluaran dan besar relatif sumbangan berbagai masukkan terhadap proses produksi. Contoh menurut analogi, seseorang tertarik pada perbedaan antara “ pertumbuhan” dengan pembangunan” manusia. Pertumbuhan meliputi perobahan keseluruhan anggota seperti tinggi dan berat badan, sedangkan pembangunan meliputi perobahan kapasitas fungsional-koordinasi fisik, kapasitas belajar atau kemampuan untuyk menyesuaikan dengan keadaan yang berobah.
Pada tahap awal, setiap ekonomi yang tumbuh amungkin tampak berkembang. Tetapi p[erkecualian ini menarik, Robert Clover menamakan telaahnya mengenai ekonomi Liberia sebagai pertumbuhan tanpa pembangunan. Hasil telaahnya menjelaskan tentang naiknya dengan cepat ekspor komoditi primer Liberia dan kekayaan yang utama dimiliki oleh perusahaan-perusahaan asing, dan berlanjut dengan mencatat tidak adanya perobahan –perobahan perusahaan struktural untuk mengiduksi pertumbuhan komplementer di dalam beberapa sektor ekonomi lainnya dan perobahan kelembagaan untuk membagi keuntungan pendapatan riil di antara semua sektor kependudukan. Sebaliknya lebih sulit untuk membayangkan proses kelangsungan pembangunan tanpa pertumbuhan ekonomi. Perobahan di dalam fungsi otomatis berarti perobahan ukuaran. Tetapi sebelum suatu ekonomi dapat memproduksi lebih banyak dari keperluan pokokny, maka tidak mungkin ada perobahan dalam komposisi keluaran mendadak adanya perkembangan. Dengan kata lain, walaupun dapat dikakatakan bahwa apertumbuhan tanpa pembangunan, namun proses pembangunan hampir pasti sedikit atau banyak tergantung pada pertumbuhan ekonomi.
Teori pertumbuhan ekonomi dapat dibuat perbedaan yang sama antara pertumbuhan dan pembangunan. Teori pertumbuhan ekonomi bersifat umum, biasanya hanya membicarakan satu atau dua jenis keluaran dan sejumlah masukkan yang terbatas.

Tidak ada komentar: